Last update: August 18, 2025
Pertanyaan “berapa persen kemungkinan saya kena diabetes?” tidak punya satu angka yang berlaku untuk semua orang. Risiko kamu dipengaruhi umur, berat badan/lingkar perut, kebiasaan gerak, riwayat keluarga, tekanan darah, hingga pernah tidaknya mengalami gula darah “pra-diabetes”. Kabar baiknya: risiko ini bisa dihitung, dipetakan, dan—yang paling penting—diturunkan lewat perubahan gaya hidup yang tepat.

Gambaran cepat: seberapa umum diabetes?
Secara global, sekitar 589 juta orang dewasa hidup dengan diabetes pada 2024 (≈1 dari 9 orang); angka ini diproyeksikan menjadi 853 juta pada 2050. Selain itu, sekitar 43% kasus diperkirakan belum terdiagnosis.1 2
Di Indonesia, estimasi terbaru menunjukkan 11,3% orang dewasa mengidap diabetes—sekitar 20,4 juta kasus pada 2024—menempatkan Indonesia di peringkat 5 dunia untuk jumlah penderita.3 4
“Persentase risiko” itu seperti apa?
Ada dua cara umum melihatnya:
- Risiko 10-tahun (seberapa besar peluang kamu didiagnosis diabetes dalam 10 tahun ke depan).
- Risiko seumur hidup (peluang sepanjang hidup, misalnya jika kamu saat ini sudah prediabetes).
Contoh angka dari alat prediksi yang tervalidasi
- FINDRISC (Finnish Diabetes Risk Score) mengelompokkan skor menjadi kategori risiko 10-tahun:
- Skor 0–14: rendah–sedang (~1–17% dalam 10 tahun)
- Skor 15–20: tinggi (~33% dalam 10 tahun)
- Skor >20: sangat tinggi (~50% dalam 10 tahun)
Kategori ini berasal dari studi validasi/implementasi luas pada populasi umum.5
- QDiabetes® (BMJ) menghitung risiko 10-tahun secara personal (dalam persen) berdasarkan usia, IMT, tekanan darah, riwayat keluarga, merokok, obat, dsb. Ini salah satu model yang sering dipakai klinisi untuk memberi angka risiko individual.6
Catatan penting untuk orang Asia: untuk skrining, banyak panduan memakai ambang IMT ≥23 kg/m² (bukan 25) karena pada IMT yang sama, lemak perut orang Asia cenderung lebih tinggi. Jadi, risikomu bisa lebih besar walau tidak terlihat “gemuk”.7 8
Kalau sudah “prediabetes”, berapa persen jadi diabetes?
Pada orang dengan prediabetes, laju progresi ke diabetes tipe 2 rata-rata ~5–10% per tahun, dan sekitar 70% akan berkembang menjadi diabetes sepanjang hidup—lebih tinggi bila ada obesitas perut atau penyakit hati berlemak.9 10
Faktor yang paling mengerek risiko
Sejumlah hal terbukti meningkatkan peluang terkena diabetes:
- Usia >35 tahun
- IMT/lingkar perut tinggi
- Kurang aktivitas fisik
- Tekanan darah/kolesterol tinggi
- Riwayat gula darah tinggi sebelumnya (termasuk saat hamil)
- Riwayat keluarga: jika salah satu orang tua atau saudara kandung mengidap diabetes, risikomu berlipat 2–6 kali lebih tinggi dibanding orang tanpa riwayat keluarga. Hal ini karena kombinasi faktor genetik dan kebiasaan hidup dalam keluarga berperan kuat.
Faktor Risiko | Tingkat Risiko (1-5) | Keterangan Singkat |
Usia > 35 tahun | 2 | Risiko meningkat seiring bertambah usia. |
IMT ≥ 23 (khusus Asia) | 3 | Lemak perut tinggi walau tidak terlihat gemuk. |
Kurang aktivitas fisik | 2 | Membuat metabolisme melambat dan gula darah naik. |
Tekanan darah / kolesterol tinggi | 2 | Faktor sindrom metabolik, memperberat risiko. |
Prediabetes | 4 | ~5–10%/tahun berisiko berkembang jadi diabetes. |
Riwayat keluarga diabetes | 5 | Risiko bisa naik 2–6 kali lipat dibanding tanpa riwayat keluarga. |
Cara cepat memperkirakan persentase risikomu
- Cek FINDRISC (8 pertanyaan singkat). Jika skor ≥15, risikomu ≈33% dalam 10 tahun; bila >20, ≈50%.
- Coba QDiabetes® untuk angka risiko 10-tahun yang lebih personal (output langsung dalam %).
- Bila kamu orang Asia dengan IMT ≥23 atau punya riwayat keluarga diabetes, segera diskusikan tes darah (A1C, gula puasa, atau TTGO) dengan tenaga kesehatan. Panduan terbaru merekomendasikan skrining mulai usia 35 tahun, lebih dini bila berisiko.11
Seberapa besar peluang itu bisa diturunkan?
Kabar terbaik: risiko bisa diturunkan signifikan. Program perubahan gaya hidup intensif (turun berat ~7%, ≥150 menit/minggu aktivitas aerobik sedang, pola makan sehat) dalam Diabetes Prevention Program menurunkan kejadian diabetes 58% dalam ±2,8–3 tahun (lebih besar pada usia ≥60 tahun, 71%). Efek pencegahan tetap terlihat jangka panjang.
Kapan sebaiknya tes?
- Usia 35–70 tahun dengan kelebihan berat badan/obesitas: lakukan skrining berkala (umumnya tiap 3 tahun jika normal). Pada orang Asia, pertimbangkan mulai IMT ≥23 atau lebih awal bila ada riwayat keluarga diabetes.
Ringkasan praktis
- Rata-rata populasi memberi gambaran besarnya masalah (mis. 11,3% orang dewasa Indonesia punya diabetes), tapi risiko pribadimu unik.
- Alat risiko seperti FINDRISC/QDiabetes bisa memberimu angka persen 10-tahun yang lebih relevan.
- Prediabetes bukan vonis: tanpa intervensi, 5–10%/tahun jadi diabetes; dengan pola hidup sehat yang terstruktur, risikonya bisa dipangkas besar.
- Riwayat keluarga diabetes membuat risiko jauh lebih tinggi, tapi bukan tak bisa dicegah—pola hidup sehat tetap memberi dampak besar.
Daftar Rujukan
- IDF Atlas 11th Edition 2025 ↩︎
- Diabetes Facts & Figures ↩︎
- Indonesia Diabetes Country Report ↩︎
- Diabetes in Indonesia (2024) ↩︎
- FINDRISC Diabetes Risk Calculator ↩︎
- QDiabetes ↩︎
- The National Screen at 23 ↩︎
- Risk Factors for Diabetes ↩︎
- Factors Related to Reversal Diabetes ↩︎
- Prediabetes ↩︎
- Screening for Diabetes ↩︎