Last update: May 15, 2025
Daun katuk adalah sayuran berdaun hijau gelap yang populer di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Tanaman ini dikenal dengan nama ilmiah Sauropus androgynus dan sering digunakan dalam kuliner (tumis, sayur lodeh, salad) serta pengobatan tradisional. Katuk terkenal sebagai pelancar ASI bagi ibu menyusui dan kaya nutrisi, menjadikannya pangan fungsional yang berharga dalam budaya Indonesia.
Kandungan Nutrisi Daun Katuk
Dalam 100 gram daun katuk segar:
- Kalori: 35–59 kcal
- Karbohidrat: 6.4–9.9 g
- Serat: 1.8–2.8 g
- Protein: 4.8–6.8 g
- Lemak: 0.5–1 g (0.1 g lemak jenuh, bebas kolesterol)
- Vitamin A: 517–617 µg RAE (54–70% kebutuhan harian, kesehatan mata)
- Vitamin C: 83–164 mg (92–182% kebutuhan harian, imunitas)
- Vitamin B kompleks: B1, B2, B6, folat (mendukung metabolisme)
- Kalsium: 199–233 mg (20–23% kebutuhan harian, tulang)
- Zat besi: 2.7–3 mg (15–20% kebutuhan harian, pencegah anemia)
- Fosfor: 80–98 mg (8–10% kebutuhan harian, energi)
- Kalium: 457 mg (10% kebutuhan harian, jantung)
- Senyawa bioaktif: Steroid, polifenol, flavonoid, alkaloid, tanin, saponin, efedrin (laktagogum, antioksidan, antibakteri)
- Lainnya: Magnesium, seng, klorofil
Daun katuk memiliki kandungan air tinggi (80–90%) dan rendah lemak, cocok untuk diet sehat.
Manfaat Daun Katuk
- Meningkatkan Produksi ASI: Senyawa sterol (bersifat estrogenik) dan alkaloid merangsang hormon prolaktin, meningkatkan kuantitas dan kualitas ASI hingga 50.7% berdasarkan penelitian.
- Mencegah Anemia: Zat besi dan folat mendukung pembentukan hemoglobin, penting untuk ibu hamil/menyusui yang berisiko anemia.
- Meningkatkan Imunitas: Vitamin C dan antioksidan (flavonoid, polifenol) memperkuat sistem kekebalan, melindungi dari infeksi seperti flu.
- Mengontrol Gula Darah: Ekstrak daun katuk menurunkan glukosa postprandial, bermanfaat untuk diabetes.
- Menjaga Kesehatan Kulit: Antioksidan (vitamin C, E) dan sifat antibakteri membantu mengatasi jerawat, menjaga kelembapan kulit, dan menunda penuaan.
- Mencegah Rambut Rontok: Nutrisi seperti zat besi, protein, dan antioksidan memperkuat akar rambut dan meningkatkan sirkulasi kulit kepala.
- Mendukung Pencernaan: Serat mencegah sembelit, sementara vitamin C membantu penyembuhan jaringan lambung pada penderita asam lambung.
- Menjaga Kesehatan Mata: Vitamin A mendukung penglihatan dan mencegah gangguan seperti rabun senja.
- Pemulihan Pasca-Melahirkan: Protein, kalsium, dan zat besi membantu ibu menyusui memulihkan energi dan hemoglobin.
- Meredakan Flu: Efedrin dalam katuk membantu meredakan gejala flu pada ibu hamil.
- Mendukung Perkembangan Janin: Vitamin A, C, folat, dan kalsium mendukung pertumbuhan tulang, otak, dan sistem imun bayi melalui ASI.
- Mencegah Penyakit Jantung: Kalium dan antioksidan menurunkan tekanan darah dan melindungi pembuluh darah.
Dosis Konsumsi
- Daun Katuk Segar:
- Rebusan Daun Katuk:
- Rebus 10–20 gram daun dalam 200 ml air, konsumsi 1–2 kali/hari untuk ASI atau kesehatan umum.
- Suplemen/Ekstrak:
- 250–500 mg ekstrak daun katuk/hari (sesuai petunjuk produk), konsultasikan dengan dokter.
- Catatan:
- Jangan konsumsi mentah karena sifat antiprotozoa dapat mengganggu pencernaan; rebus atau masak hingga matang.
- Variasikan dengan sayuran lain (bayam, kelor) untuk nutrisi seimbang.
- Konsultasikan dokter untuk dosis jangka panjang, terutama jika ada kondisi medis (diabetes, gangguan darah) atau penggunaan obat.
Efek Samping
- Gangguan Pencernaan: Konsumsi berlebihan (>100 gram/hari) dapat menyebabkan mual, diare, kembung, atau gangguan lambung.
- Reaksi Alergi: Jarang, tetapi beberapa orang mungkin mengalami gatal, ruam, atau sesak napas. Hentikan konsumsi jika terjadi.
- Interaksi Obat:
- Kehamilan/Menyusui: Aman dalam dosis wajar, tetapi konsumsi berlebihan dapat menyebabkan sulit tidur, nafsu makan menurun, atau infeksi saluran pernapasan.
- Risiko Kontaminasi: Kecambah atau daun mentah berisiko mengandung bakteri (E. coli, Salmonella) jika tidak dicuci bersih.
- Efek Lain: Konsumsi berlebihan dilaporkan menyebabkan bronkiolitis obliterans (kasus di Taiwan, terkait jus daun mentah dalam jumlah besar), meskipun jarang.
Penelitian Ilmiah
- Produksi ASI:
- Penelitian oleh Sa’roni et al. (Efektivitas Ekstrak Daun Sauropus Androgynus dalam Meningkatkan Status Produksi ASI) menunjukkan ekstrak daun katuk meningkatkan produksi ASI hingga 50.7% melalui stimulasi prolaktin.
- Studi lain mendukung bahwa sterol dan alkaloid bersifat laktagogum, meningkatkan kualitas nutrisi ASI (vitamin A, C, zat besi).
- Kontrol Gula Darah:
- Kesehatan Kulit:
- Antioksidan dan Imunitas:
- Pencegahan Anemia:
- Keterbatasan:
- Banyak penelitian bersifat pendahuluan atau skala kecil, terutama untuk efek antidiabetes dan antijerawat.
- Efek jangka panjang dan dosis optimal belum sepenuhnya diteliti, terutama untuk suplemen.
- Kasus bronkiolitis obliterans terkait konsumsi berlebihan (jus mentah) menunjukkan perlunya penelitian keamanan lebih lanjut.
Catatan Penting
- Penyimpanan: Simpan daun katuk segar di kulkas (3–5 hari), cuci bersih sebelum dimasak untuk menghilangkan bakteri/pestisida. Suplemen simpan di tempat kering.
- Konsumsi Aman:
- Masak hingga matang (rebus, tumis, sup) untuk menghilangkan sifat antiprotozoa dan risiko bakteri.
- Hindari konsumsi berlebihan, terutama mentah, untuk mencegah efek samping.
- Konsultasikan dokter sebelum konsumsi rutin, terutama untuk ibu hamil/menyusui, penderita diabetes, atau pengguna obat pengencer darah.
- Pengolahan: Tumis dengan bawang putih dan kunyit, campur dalam sayur lodeh dengan santan, atau rebus untuk sup bening. Hindari menggoreng untuk menjaga nutrisi.
- Sumber Data: Informasi berdasarkan jurnal ilmiah (PubMed Central), situs kesehatan terpercaya (Alodokter, Prenagen, Liputan6), dan web relevan.