Last update: May 16, 2025
Temulawak dikenal sebagai tanaman herbal dalam pengobatan tradisional Indonesia, terutama untuk kesehatan hati, pencernaan, dan imunitas
Manfaat Temulawak
Berikut manfaat utamanya berdasarkan penggunaan tradisional dan bukti ilmiah:
- Menjaga Kesehatan Hati
- Melindungi hati dari kerusakan akibat racun, alkohol, atau obat-obatan (hepatoprotektif). Kurkumin dan xanthorrhizol meningkatkan produksi empedu dan detoksifikasi hati, membantu mengatasi hepatitis atau fatty liver.
- Meningkatkan Fungsi Pencernaan
- Merangsang sekresi empedu, membantu pencernaan lemak, dan mengurangi kembung, mual, atau gangguan lambung. Cocok untuk nafsu makan rendah, terutama pada anak-anak atau pasca-sakit.
- Meningkatkan Sistem Imun
- Sifat antioksidan dan antimikroba membantu melawan infeksi bakteri, virus, dan jamur. Populer dalam jamu untuk mencegah flu atau mempercepat pemulihan.
- Antiinflamasi dan Nyeri
- Kurkumin memiliki efek antiinflamasi kuat, membantu meredakan nyeri sendi (osteoarthritis), rematik, atau cedera ringan.
- Mendukung Kesehatan Kulit
- Sifat antimikroba dan antioksidan membantu mengatasi jerawat, mempercepat penyembuhan luka, dan mencerahkan kulit. Digunakan dalam kosmetik tradisional.
- Menurunkan Kolesterol dan Gula Darah
- Membantu menurunkan kolesterol LDL dan trigliserida, serta meningkatkan sensitivitas insulin untuk pengelolaan diabetes tipe 2.
- Antikanker Potensial
- Kurkumin dan xanthorrhizol menunjukkan aktivitas antitumor dalam penelitian awal, menghambat pertumbuhan sel kanker seperti kanker payudara atau usus.
- Mendukung Kesehatan Ginjal
- Efek diuretik ringan membantu mencegah batu ginjal dan menjaga fungsi saluran kemih.
Kandungan Nutrisi dan Senyawa Aktif
Temulawak mengandung senyawa bioaktif yang memberikan efek terapeutik:
- Kurkumin: Antioksidan, antiinflamasi, hepatoprotektif, dan antikanker (2–5% dalam rimpang).
- Xanthorrhizol: Antimikroba, antiinflamasi, dan antikanker, khas temulawak.
- Minyak Atsiri (1–2%): Mengandung seskuiterpen (curzerenone, camphor), memberikan aroma khas dan efek antispasmodik.
- Flavonoid dan Fenolik: Antioksidan, melindungi sel dari kerusakan oksidatif.
- Pati (48–60%): Sumber energi, mendukung nafsu makan.
- Serat: Membantu pencernaan dan kesehatan usus.
- Mineral: Kalium, magnesium, kalsium (mendukung kesehatan jantung dan tulang).
- Vitamin: Vitamin C dan B kompleks dalam jumlah kecil.
Dosis Konsumsi
Dosis temulawak bervariasi tergantung bentuk dan tujuan penggunaan. Berikut panduan umum:
- Rimpang Segar: 10–30 gram per hari, diiris tipis, direbus dengan 200–300 ml air untuk teh, diminum 1–2 kali sehari.
- Bubuk Kering: 1–3 gram per hari, dicampur air hangat, madu, atau makanan.
- Ekstrak Standar (Kurkumin 10–20%): 100–500 mg per hari, dibagi dalam 1–2 dosis, sesuai petunjuk kemasan.
- Teh atau Jamu: 1–2 cangkir per hari, dibuat dari 5–10 gram rimpang segar/kering direbus dengan 200 ml air.
- Kapsul/Tablet: 1–2 kapsul per hari (biasanya 250–500 mg), pilih produk terdaftar BPOM.
Durasi:
- Konsumsi selama 2–4 minggu, diikuti jeda 1–2 minggu untuk mencegah efek samping.
- Minum setelah makan untuk mengurangi risiko iritasi lambung.
- Konsultasikan dengan dokter jika digunakan untuk kondisi kronis (hepatitis, diabetes) atau bersama obat lain.
Efek Samping
Temulawak umumnya aman dalam dosis wajar, tetapi dapat menyebabkan efek samping jika berlebihan:
- Iritasi Lambung: Mual, sakit perut, atau refluks asam, terutama pada dosis tinggi atau perut kosong.
- Efek Diuretik: Kehilangan cairan berlebih, risiko dehidrasi jika tidak minum cukup air.
- Reaksi Alergi: Ruam, gatal, atau sesak napas (jarang), terutama pada individu alergi kunyit/kurkumin.
- Interaksi Obat:
- Obat Diabetes: Meningkatkan risiko hipoglikemia.
- Antikoagulan (Warfarin, Aspirin): Meningkatkan risiko perdarahan karena sifat pengencer darah kurkumin.
- Obat Kemoterapi: Dapat mengurangi efektivitas obat tertentu (misalnya, cyclophosphamide).
- Obat Penurun Kolesterol: Meningkatkan efek statin, risiko efek samping.
- Efek pada Kehamilan/Menyusui:
- Tidak dianjurkan untuk ibu hamil karena dapat merangsang kontraksi rahim.
- Keamanan pada ibu menyusui belum terbukti, konsultasikan dokter.
- Kontraindikasi:
- Hindari pada pasien dengan gangguan empedu (batu empedu, obstruksi saluran empedu) karena meningkatkan sekjr
- Hati-hati pada pasien dengan gangguan perdarahan atau menjelang operasi.
Catatan: Efek samping lebih sering terjadi pada dosis >5 gram/hari (rimpang kering) atau penggunaan jangka panjang tanpa jeda.
Penelitian Ilmiah
Penelitian tentang temulawak cukup banyak, terutama di Indonesia dan Asia, meskipun beberapa masih pada tahap praklinis. Berikut temuan utama:
- Kesehatan Hati:
- Studi di Journal of Basic and Clinical Physiology and Pharmacology (2019) menunjukkan ekstrak temulawak (200 mg/kgBB) melindungi hati tikus dari kerusakan akibat parasetamol.
- Penelitian di Indonesian Journal of Pharmacy (2021) menemukan kurkumin temulawak meningkatkan enzim antioksidan (SOD, GSH) pada pasien fatty liver.
- Pencernaan:
- Uji klinis di Acta Medica Indonesiana (2018) melaporkan 500 mg ekstrak temulawak per hari meningkatkan nafsu makan dan mengurangi kembung pada anak-anak usia 5–12 tahun setelah 2 minggu.
- Studi di Journal of Ethnopharmacology (2020) mengonfirmasi xanthorrhizol merangsang sekresi empedu pada model hewan.
- Antiinflamasi:
- Penelitian di Phytotherapy Research (2022) menunjukkan kurkumin temulawak menghambat enzim COX-2, mengurangi nyeri osteoarthritis pada uji klinis awal (100 mg/hari, 8 minggu).
- Molecules (2021) melaporkan xanthorrhizol memiliki efek antiinflamasi sebanding dengan ibuprofen pada model hewan.
- Imunitas dan Antimikroba:
- Studi di Journal of Natural Medicines (2020) menemukan ekstrak temulawak menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Escherichia coli in vitro.
- Penelitian di Tropical Journal of Pharmaceutical Research (2023) menunjukkan minyak atsiri temulawak meningkatkan aktivitas makrofag pada tikus.
- Diabetes dan Kolesterol:
- Uji klinis di Diabetes & Metabolism Journal (2021) melaporkan 300 mg ekstrak temulawak per hari menurunkan gula darah puasa (8–10%) dan HbA1c pada pasien diabetes tipe 2 setelah 12 minggu.
- Studi di Lipids in Health and Disease (2020) menemukan kurkumin temulawak menurunkan LDL dan trigliserida pada pasien dislipidemia.
- Antikanker:
- Penelitian in vitro di Asian Pacific Journal of Cancer Prevention (2022) menunjukkan xanthorrhizol menghambat proliferasi sel kanker payudara (MCF-7) dan usus (HCT-116).
- Studi di Oncology Letters (2021) melaporkan kurkumin temulawak menginduksi apoptosis pada sel kanker hati.
Keterbatasan Penelitian:
- Banyak studi masih pada hewan atau in vitro, sehingga efektivitas pada manusia perlu penelitian lebih lanjut.
- Dosis optimal dan keamanan jangka panjang belum sepenuhnya terstandarisasi.
- Variasi kandungan kurkumin antar tanaman memengaruhi hasil penelitian.
Cara Pengolahan
- Teh/Jamu: Iris 10–20 gram rimpang segar, rebus dengan 200–300 ml air selama 10–15 menit, saring, tambah madu/gula aren.
- Bubuk: Keringkan rimpang, haluskan, campur 1–2 gram dengan air hangat atau susu.
- Ekstrak/Kapsul: Konsumsi sesuai dosis pada kemasan, biasanya 250–500 mg per kapsul.
- Masker Kulit: Haluskan rimpang segar, campur dengan madu, oleskan pada wajah untuk jerawat (10–15 menit, bilas).
Rekomendasi
- Pilih temulawak segar dengan kulit mulus dan aroma kuat, atau produk suplemen terdaftar BPOM.
- Mulai dengan dosis rendah (100–200 mg ekstrak) untuk meminimalkan risiko iritasi lambung.
- Hindari konsumsi bersamaan dengan obat pengencer darah atau kemoterapi tanpa konsultasi dokter.
- Simpan rimpang segar di tempat sejuk dan kering, atau simpan bubuk dalam wadah kedap udara.