Last update: June 23, 2025
Cokelat, yang berasal dari biji kakao (Theobroma cacao), adalah makanan populer yang diolah menjadi berbagai bentuk seperti dark chocolate, milk chocolate, atau bubuk kakao. Berasal dari Amerika Tengah dan Selatan, kakao kaya akan antioksidan dan memiliki sejarah panjang sebagai makanan kesehatan dalam budaya Mesoamerika. Dark chocolate dengan kandungan kakao tinggi (≥70%) biasanya memberikan manfaat kesehatan terbaik.
Manfaat
- Kesehatan Jantung: Flavonoid dalam kakao membantu meningkatkan aliran darah, menurunkan tekanan darah, dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.
- Peningkatan Mood: Senyawa seperti teobromin dan feniletilamina dapat meningkatkan produksi serotonin, membantu mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati.
- Kesehatan Otak: Flavonoid, terutama epikatekin, mendukung fungsi kognitif dan dapat mengurangi risiko penyakit neurodegeneratif.
- Antioksidan: Kakao kaya akan polifenol, yang melindungi sel dari kerusakan oksidatif dan peradangan.
- Kontrol Gula Darah: Dark chocolate dengan kakao tinggi dapat meningkatkan sensitivitas insulin, bermanfaat untuk pengelolaan diabetes.
Kandungan Nutrisi (per 100 g dark chocolate, 70-85% kakao)
- Kalori: ~604 kcal
- Serat: 11 g (39% kebutuhan harian)
- Karbohidrat: 46 g
- Gula: 24 g
- Protein: 7,8 g
- Lemak: 43 g (terutama lemak tak jenuh tunggal dan jenuh)
- Besi: 11,9 mg (66% kebutuhan harian)
- Magnesium: 228 mg (57% kebutuhan harian)
- Kalium: 715 mg (20% kebutuhan harian)
- Antioksidan: Polifenol, flavonoid (epikatekin, katekin), teobromin
Dosis Konsumsi
- Umum: 20-30 g dark chocolate (≥70% kakao) per hari atau 1-2 sdm bubuk kakao tanpa gula dalam minuman/masakan memberikan manfaat kesehatan tanpa kalori berlebih.
- Catatan: Pilih dark chocolate dengan gula rendah untuk memaksimalkan manfaat. Konsumsi berlebihan dapat meningkatkan asupan kalori dan gula, terutama pada milk chocolate atau cokelat olahan.
- Konsumsi bersama makanan kaya serat (misalnya, buah) untuk keseimbangan nutrisi.
Efek Samping
- Kenaikan Berat Badan: Tinggi kalori, terutama pada cokelat dengan gula tambahan, dapat menyebabkan kenaikan berat badan jika dikonsumsi berlebihan.
- Gangguan Tidur: Teobromin dan kafein dalam kakao dapat menyebabkan insomnia jika dikonsumsi dalam jumlah besar, terutama malam hari.
- Alergi: Jarang, tetapi beberapa orang mungkin alergi terhadap kakao, menyebabkan gatal, ruam, atau gangguan pencernaan.
- Migrain: Senyawa seperti feniletilamina dapat memicu migrain pada individu sensitif.
- Interaksi Obat: Teobromin dapat memengaruhi obat stimulan atau obat jantung; konsultasikan dengan dokter jika sedang menjalani pengobatan.
Penelitian Ilmiah
- Kesehatan Jantung: Studi dalam Circulation (2017) menunjukkan bahwa konsumsi 20 g dark chocolate (≥70% kakao) harian menurunkan tekanan darah sistolik sebesar 2-3 mmHg.
- Fungsi Kognitif: Penelitian dalam Frontiers in Nutrition (2017) menemukan bahwa flavonoid kakao meningkatkan aliran darah ke otak, mendukung memori dan fungsi kognitif pada orang dewasa.
- Antioksidan: Jurnal Antioxidants (2019) melaporkan bahwa polifenol kakao memiliki kapasitas antioksidan lebih tinggi dibandingkan teh hijau atau anggur merah.
- Diabetes: Studi dalam American Journal of Clinical Nutrition (2018) menunjukkan bahwa dark chocolate meningkatkan sensitivitas insulin pada individu dengan risiko diabetes tipe 2.
- Mood: Penelitian dalam Journal of Psychopharmacology (2013) menemukan bahwa konsumsi kakao meningkatkan kadar serotonin, membantu mengurangi gejala depresi ringan.