Khasiat.org

Keji Beling

Nama Latin

Strobilanthes crispus

Daftar Isi

Last update: May 26, 2025

Keji beling (Strobilanthes crispus), tanaman herbal yang dikenal dalam pengobatan tradisional di Indonesia, berdasarkan sumber terpercaya dan penelitian ilmiah.

Manfaat Keji Beling

Keji beling, juga dikenal sebagai pecah beling, adalah tanaman herbal yang sering digunakan untuk mengatasi masalah saluran kemih, diabetes, dan peradangan. Berikut manfaat utamanya berdasarkan penggunaan tradisional dan penelitian:

  1. Mengelola Batu Ginjal dan Saluran Kemih
    • Sifat diuretik membantu meningkatkan produksi urin, meluruhkan batu oksalat, dan mencegah pembentukan kristal kalsium oksalat.
  2. Menurunkan Gula Darah
    • Senyawa antioksidan dan polifenol membantu menurunkan kadar glukosa darah, meningkatkan sekresi insulin, dan memperbaiki sensitivitas insulin, bermanfaat untuk diabetes tipe 2.
  3. Menurunkan Kolesterol
    • Teh daun keji beling yang difermentasi dapat menurunkan kolesterol total, trigliserida, dan LDL, mendukung kesehatan jantung.
  4. Melawan Radikal Bebas
    • Kandungan antioksidan (flavonoid, polifenol) lebih tinggi dibandingkan vitamin E, melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas, mengurangi risiko kanker, penyakit jantung, dan penuaan dini.
  5. Potensi Antikanker
    • Flavonoid dan senyawa bioaktif dapat menghambat pertumbuhan sel kanker prostat, payudara, usus besar, dan hati, meskipun efeknya baru terbukti pada model hewan.
  6. Mempercepat Penyembuhan Luka
    • Ekstrak daun meningkatkan produksi kolagen dan mengurangi sel radang, mempercepat penyembuhan luka, termasuk pada penderita diabetes.
  7. Mendukung Kesehatan Pencernaan
    • Sifat laksatif alami membantu mengatasi sembelit. Senyawa bioaktif juga mendukung kesehatan saluran pencernaan secara keseluruhan.
  8. Efek Antibakteri
    • Senyawa bioaktif menghambat pertumbuhan bakteri patogen, berpotensi sebagai agen antibakteri alami, meskipun aplikasi klinis masih perlu penelitian.
  9. Efek Sedatif-Hipnotik
    • Kandungan d-limonen menunjukkan potensi untuk mengatasi insomnia dengan efek sedatif, berdasarkan studi pada hewan.
  10. Meningkatkan Volume Darah
    • Dapat meningkatkan volume darah, bermanfaat untuk penderita anemia atau tekanan darah rendah, meskipun bukti masih terbatas.

Kandungan Nutrisi

Keji beling mengandung nutrisi dan senyawa bioaktif (per 100 gram daun segar, berdasarkan penelitian dan sumber seperti Universiti Sains Malaysia):

  • Kalori: Rendah (estimasi 20–30 kcal)
  • Air: 85–90%
  • Protein: 1–2 gram
  • Karbohidrat: 5–7 gram
  • Serat: 2–3 gram
  • Lemak: <0,5 gram
  • Vitamin:
    • Vitamin C: 5–10 mg (5–11% AKG)
    • Vitamin B1 (Tiamin): 0,1 mg (8% AKG)
    • Vitamin B2 (Riboflavin): 0,1 mg (8% AKG)
  • Mineral:
    • Kalium: 100–200 mg (2–4% AKG)
    • Kalsium: 20–40 mg (2–4% AKG)
    • Magnesium: 10–20 mg (2–5% AKG)
  • Senyawa Bioaktif:
    • Flavonoid (Luteolin, Apigenin): Antioksidan, antikanker, antiinflamasi.
    • Polifenol (Asam Galat, Katekin): Antioksidan, penurun kolesterol.
    • Alkaloid: Antidiabetes, antibakteri.
    • Tanin: Antiinflamasi, antidiare.
    • Kafein: Stimulan ringan.
    • Saponin: Penurun kolesterol.
    • Steroid (Stigmasterol, β-Sitosterol): Antikanker, penurun kolesterol.
    • d-Limonen: Sedatif-hipnotik.

Catatan: Konsentrasi senyawa bervariasi tergantung pada kondisi pertumbuhan, waktu panen, dan metode pengolahan (segar, kering, atau fermentasi). Daun segar lebih kaya antioksidan dibandingkan daun kering.

Dosis Konsumsi

Dosis keji beling bergantung pada bentuk (teh, ekstrak, kapsul) dan tujuan penggunaan. Tidak ada standar dosis resmi, tetapi berikut panduan berdasarkan penggunaan tradisional dan penelitian:

  • Teh Daun Keji Beling:
    • Gunakan 1–2 gram daun kering atau 3–5 lembar daun segar per 250 ml air panas. Seduh 5–10 menit.
    • Konsumsi 1–3 cangkir per hari untuk batu ginjal, diabetes, atau antioksidan.
    • Penelitian merekomendasikan hingga 5 gram ekstrak daun kering per hari dalam bentuk teh untuk manfaat antioksidan.
  • Ekstrak Cair:
    • 1–2 ml, 2–3 kali sehari, diencerkan dalam air atau jus.
  • Kapsul/Pil:
    • 500–1000 mg per hari, dibagi dalam 2–3 dosis (contoh: BRD Kejibeling, 2 kapsul 3 kali sehari atau 5 pil 2 kali sehari).
    • Ikuti petunjuk kemasan produk terdaftar BPOM.
  • Topikal (Penyembuhan Luka):
    • Oleskan jus atau ekstrak daun segar pada luka 1–2 kali sehari, pastikan area bersih.

Tips:

  • Mulai dengan dosis rendah (1 cangkir teh atau 500 mg kapsul) untuk memantau respons tubuh.
  • Cuci daun segar bersih untuk menghilangkan kotoran/pestisida.
  • Konsumsi tidak lebih dari 2 minggu tanpa jeda untuk mencegah efek samping.
  • Kombinasikan dengan daun kumis kucing atau tempuyung untuk efek sinergis pada batu ginjal.

Efek Samping

Keji beling umumnya aman dalam dosis wajar, tetapi konsumsi berlebihan atau penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan efek samping:

  1. Gangguan Pencernaan:
    • Mual, muntah, diare, atau gangguan perut ringan, terutama pada dosis tinggi (>5 gram daun kering/hari).
  2. Hipotensi:
    • Kandungan kumis kucing dalam beberapa produk keji beling dapat menyebabkan tekanan darah rendah, terutama jika dikonsumsi sebelum operasi. Hentikan konsumsi 2 minggu sebelum operasi.
  3. Interaksi Obat:
    • Obat Lithium: Kumis kucing dalam produk keji beling dapat meningkatkan kadar lithium, memengaruhi pasien dengan gangguan bipolar.
    • Obat Antidiabetes: Risiko hipoglikemia jika dikombinasikan dengan obat penurun gula darah (metformin, insulin).
    • Obat Diuretik: Meningkatkan efek diuretik, menyebabkan dehidrasi atau ketidakseimbangan elektrolit.
  4. Alergi:
    • Reaksi alergi (gatal, ruam) pada individu sensitif terhadap tanaman Acanthaceae.
  5. Kontraindikasi:
    • Ibu Hamil/Menyusui: Hindari karena kurangnya data keamanan.
    • Pasien dengan Hipotensi: Risiko tekanan darah terlalu rendah.
    • Pasien dengan Alergi: Hindari jika ada riwayat alergi terhadap keji beling, kumis kucing, atau tempuyung.
    • Pasien Jantung atau Operasi: Konsultasikan dokter karena risiko hipotensi atau interaksi obat.
  6. Efek Jangka Panjang:
    • Konsumsi berlebihan atau jangka panjang (>1 bulan tanpa jeda) dapat menyebabkan gangguan elektrolit atau ketergantungan laksatif.

Catatan: Gunakan produk dari sumber terpercaya. Konsultasikan dokter sebelum penggunaan, terutama jika sedang mengonsumsi obat atau memiliki kondisi kesehatan tertentu.

Penelitian Ilmiah

Penelitian tentang keji beling sebagian besar dilakukan pada hewan atau in vitro, dengan keterbatasan pada uji klinis manusia. Berikut temuan utama:

  1. Batu Ginjal:
    • Studi di BMC Complementary and Alternative Medicine menunjukkan senyawa aktif keji beling (kalium, flavonoid) meningkatkan produksi urin dan memecah batu ginjal pada model hewan.
  2. Diabetes:
    • Penelitian Universitas Putra Malaysia (Plant Foods for Human Nutrition, 2013) melaporkan teh keji beling fermentasi menurunkan gula darah hingga 3,2% pada tikus diabetes setelah 14 hari, tanpa menyebabkan hipoglikemia.
    • Studi 2015 pada tikus menunjukkan ekstrak daun (50–150 mg/kg berat badan) menurunkan glukosa darah, didukung oleh kandungan kalium yang meningkatkan sekresi insulin.
  3. Kolesterol:
    • Penelitian di Plant Foods for Human Nutrition (2013) menemukan teh keji beling fermentasi menurunkan kolesterol total, trigliserida, dan LDL pada tikus diabetes mulai hari ke-7, berkat polifenol.
  4. Antikanker:
    • Studi 2015 (Oncology Letters) menunjukkan flavonoid keji beling menghambat pertumbuhan sel kanker usus besar, prostat, payudara, dan hati pada tikus.
    • Penelitian in vitro (Bioactivity Evaluation and Biomedical Pharmacology) mengonfirmasi efek antikanker pada kanker payudara, hati, dan usus besar, tetapi uji klinis manusia masih diperlukan.
  5. Penyembuhan Luka:
    • Penelitian 2009 menunjukkan jus daun keji beling mempercepat penyembuhan luka pada tikus normal dan diabetes, dengan peningkatan kolagen dan pengurangan sel radang.
  6. Antioksidan:
    • Penelitian tahun 2000 menunjukkan kandungan antioksidan keji beling lebih tinggi dibandingkan vitamin E, mendukung perlindungan terhadap radikal bebas.
  7. Sedatif-Hipnotik:
    • Studi 2025 (ResearchGate) menemukan d-limonen dalam keji beling memiliki efek sedatif-hipnotik pada mencit, berpotensi untuk pengobatan insomnia, meskipun uji manusia belum dilakukan.
  8. Antibakteri:
    • Penelitian di Halodoc (2025) melaporkan senyawa bioaktif keji beling menghambat bakteri patogen, tetapi spektrum aktivitas klinis masih perlu diteliti.

Keterbatasan Penelitian:

  • Sebagian besar penelitian dilakukan pada hewan atau in vitro; uji klinis manusia terbatas.
  • Efektivitas bergantung pada metode pengolahan (fermentasi vs. non-fermentasi).
  • Dosis dan keamanan jangka panjang belum terstandarisasi.

Cara Pengolahan

  1. Teh Herbal:
    • Rebus 3–5 lembar daun segar atau 1–2 gram daun kering dalam 250 ml air selama 10–15 menit. Saring, dinginkan, dan minum 1–3 kali sehari.
  2. Jus Topikal:
    • Haluskan daun segar, peras jusnya, dan oleskan pada luka 1–2 kali sehari.
  3. Kapsul/Pil:
    • Konsumsi produk seperti BRD Kejibeling sesuai dosis (2 kapsul 3 kali sehari atau 5 pil 2 kali sehari).
  4. Rebusan:
    • Rebus 5–7 lembar daun dengan 500 ml air hingga tersisa setengahnya, minum 1–2 kali sehari.

Tips Penyimpanan:

  • Simpan daun segar di kulkas (0–5°C) dalam kantong plastik, tahan hingga 1 minggu.
  • Keringkan daun di tempat teduh untuk menjaga senyawa aktif, simpan dalam wadah kedap udara.
  • Pilih daun hijau tua, segar, tanpa bercak untuk nutrisi maksimal.

Rekomendasi

  • Gunakan keji beling dari sumber terpercaya, cuci bersih sebelum pengolahan.
  • Konsumsi dalam dosis wajar (1–5 gram daun kering/hari) untuk menghindari efek samping.
  • Konsultasikan dokter sebelum penggunaan, terutama untuk pasien diabetes, hipotensi, atau yang akan menjalani operasi.
  • Kombinasikan dengan gaya hidup sehat (diet seimbang, olahraga) untuk hasil optimal.
  • Hindari konsumsi berlebihan atau jangka panjang tanpa pengawasan medis.

Sumber

  • Halodoc, KlikDokter, Alodokter, Hello Sehat, Kompas Lifestyle, dan jurnal ilmiah seperti Plant Foods for Human Nutrition (2013), Oncology Letters (2015), Journal of Ethnopharmacology, BMC Complementary and Alternative Medicine, dan ResearchGate (2025).
Herbamix 5

Mengandung 5 macam herbal yang terdiri dari Kunyit, Temulawak, Kayu Manis, Jahe, dan Kencur.

Black Garlic HSD

Meningkatkan sistem kekebalan tubuh, memperkuat imunitas dan melawan infeksi terhadap penyakit.